Paulus Waterpauw Kenang Masa Kecil, Menangis Saat Akan Dibaptis

Paulus Waterpauw juga berbagi ingatan masa kecilnya saat beribadah ke gereja, termasuk ketika ada pembaptisan di Fakfak, Papua Barat.

Penulis: R Julaini | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Humas Pemprov Papua Barat
Paulus Waterpauw ketika menghadiri syukuran bersama anak-anak di GPDP Logos Sanggeng, Jumat (2/6/2023) malam. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Pj Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw, meminta semua jemaat Gereja Pantekosta di Papua (GPDP) untuk ikhlas dan sungguh-sungguh melayani Tuhan.

Hal itu dinyatakan Paulus Waterpauw ketika menghadiri syukuran bersama anak-anak di GPDP Logos Sanggeng, Jumat (2/6/2023) malam.

Ia juga berbagi ingatan masa kecilnya saat beribadah ke gereja, termasuk ketika ada pembaptisan di Fakfak, Papua Barat.

Menjelang pembaptisan, anak-anak ke gereja dan menjabat tangan teman sambil menangis.

Baca juga: Pesta Rakyat Warnai Syukuran Setahun Paulus Waterpauw Jadi Pj Gubernur Papua Barat

 

"Karena ada yang kasih tahu kalau dibaptis itu, kalian akan ditusuk jarum sama pendeta di kepala," kata Paulus Waterpauw ditanggapi tawa hadirin.

Di Fakfak, ia aktif di Gereja Protestan Maluku (GPM) yang kini berubah nama menjadi Gereja Protestan Indonesia.

"Di Fakfak itu, gereja cuma sekitar 200-300 meter dari pelabuhan," kata Paulus Waterpauw.

Ia mengatakan, sejak kecil, setia melayani Tuhan meski tidak terlalu aktif sekolah Minggu karena jarak rumahnya dan gereja cukup jauh.

Ia hanya sering mengikuti ibadah Minggu serta beberapa ibadah keluarga.

Baca juga: Momen Warga Salut Saksikan Kaleidoskop Setahun Kepemimpinan Pj Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw

Ia lalu ikut bersama paman dan bibinya ke Surabaya.

Di sana, Paulus Waterpauw mengaju lebih aktif di Gereja saat tinggal di Surabaya, Jawa Timur.

Menurutnya, keluarga itu di Surabaya tidak memiliki kendaraan layak kecuali motor 1990-an.

"Lebih banyak kami naik becak. Pergi ke gereja, ibadah ke mana-mana pakai itu (becak),"  ujar Paulus Waterpauw.

Kadang-kadang mereka menumpang bemo. "Itu yang depannya roda satu, belakangnya roda dua," kata mantan Kapolda Papua itu.

Bemo, ucapnya, hanya bisa memuat enam orang. "Kalau ada dua (bemo), tidak mandi, jadilah," ujarnya.

Baca juga: Cegah Stunting, Istri Paulus Waterpauw: Perempuan Nikah pada Usia 12 Tahun Jangan Jadi Hal Biasa

Ia menilai itulah masa-masa susah yang pernah dijalaninya saat kecil, tapi ia senang karena bisa menyerahkan diri kepada tangan Tuhan.

"Karena Tuhanlah yang mengubah hidup ini, merubah hidup kita semua," kata Paulus Waterpauw.

Ia mengingatkan anak-anak di GPDP Logos Sanggeng, puji-pujian kepada Tuhan pasti didengar.

Paulus juga meminta anak-anak dari usia dini, remaja, hingga pemuda tetap setia melayani Tuhan.

Baca juga: Paulus Waterpauw Ajak Anggota BP3OKP Bahas Soal Kemiskinan Ekstrem dan Stunting

"Karena tidak ada yang mustahil bagi Tuhan," ujar Paulus Waterpauw.

Dalam kesempatan itu, Paulus Waterpauw juga memberikan buku mengenai kisahnya.

Buku itu berjudul 'Biografi dan Jejak Pemikiran Paulus Waterpauw: Mengabdi dengan Hati'.

Buku itu disebut menceritakan masa kecil hingga bertemu sang kekasih, Roma Megawati Pasaribu yang kini menjadi Ketua TP PKK Papua Barat.

"Nanti dibaca bergantian ya," kata mantan Kabaintelkam Polri itu.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved