Kisah Arnold Ergor dan Yosefina Mambrasar di Manokwari, Sulap Sampah Jadi Furnitur Cantik

Arnold Ergor mengundurkan diri dari perusahaan tambang terkemuka di dunia itu dan fokus pada usaha daur ulang sampah

TRIBUNPAPUABARAT.COM/KRESENSIA KURNIAWATI MALA PASA
DAUR SAMPAH – Arnold Ergor dan Yosefina Mambrasar menunjukkan hasil daur ulang sampah di pameran yang digelar DLHP Papua Barat pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Senin (5/6/2023). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI – Arnold Ergor gerah dengan limbah anorganik yang kian menggunung di lingkungan sekitarnya di Kelurahan Amban, Distrik (Kecamatan) Manokwari Barat, Papua Barat.

Ia lantas tak berdiam diri. Pria kelahiran Kokonao (Mimika), 26 Agustus 1975, itu bersama sang istri, Yosefina Mambrasar, kemudian menyulap sampah menjadi produk bertuah dan bernilai ekonomis.

Botol plastik, ban, dan drum bekas dikreasikan Arnold Ergor menjadi satu set furnitur dengan desain kekinian.

Dari usaha daur ulang sampah yang telah digeluti sejak 2017, itu Arnold Ergor dan Yosefina Mambrasar turut membuka lapangan pekerjaan.

Tong (kita) tidak ambil banyak untung dari usaha daur ulang sampah ini. Hanya karena tong peduli lingkungan dan senang bisa bantu para pengangguran,” katanya kepada TribunPapuaBarat.com di Manokwari, Rabu (7/6/2023).

Baca juga: Penanganan Banjir Sorong Capai Rp 45 M, PUPR Papua Barat Minta Warga Setop Buang Sampah Sembarangan

 

Arnold menceritakan, sepak mula usaha daur sampah ketika ia masih menjadi karyawan PT Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.

Saat itu, kata dia, lingkungan tempat tinggalnya jadi langganan banjir. Satu di antara penyebabnya yaitu sampah yang menutup sistem drainase.

Pria berusia 47 tahun itupun sadar kalau limbah anorganik yang banyak dihasilkan oleh PT Freeport yaitu ban dan drum bekas.

“Padahal ban yang tong kasih biar saja di lingkungan, malah jadi sarangnya jentik nyamuk,” kata ayah lima anak itu.

Alhasil, mulai Maret 2017, Arnold Ergor bersama empat rekannya, yang kala itu sedang mencari pekerjaan, mengubah ban bekas dan drum bekas menjadi kursi.

Departemen Social dan Local Development (SLD) PT Freeport melirik usaha ramah lingkungan besutan Arnold dan kawan-kawan.

Baca juga: Kisah Alex Tahan Malu dari Wisatawan Denmark karena Sampah di Teluk Doreri Manokwari

Mereka bergabung di rumah kreasi bersama yang memfasilitasi promosi dan jual-beli produk daur ulang sampah anorganik milik Arnold Ergor.

Dua tahun berselang, Arnold mengundurkan diri dari perusahaan tambang terkemuka di dunia itu, setelah 23 tahun mengabdi sebagai karyawan.

Ia lalu kembali ke Manokwari, berkumpul bersama istri dan anaknya di rumah mereka yang beralamat di Jalan Litbang-Anggori, Manokwari, Papua Barat.

“Sebenarnya di tahun 2017, istri dan anak-anak di Manokwari juga ikut daur ulang sampah, tapi masih sebatas untuk dalam keluarga,” kata Arnold Ergor.

Ia menyebut, usaha daur ulang sampah yang mempraktikkan ekonomi sirkular itu mulai  merambah pasar yang lebih luas di Manokwari pada tahun 2021.

Baca juga: Viral Pesisir Pulau Lemon Manokwari Papua Barat Jadi Lautan Sampah

Aksi promosi lewat media sosial pribadi seperti Facebook dan WhatsApp, membuat pesanan mulai berdatangan.

Satu set furnitur dari sampah yang terdiri dari dua kursi dan satu meja, dibanderol harga Rp 1,3 juta.

Kursi yang berbahan dasar susunan 36 botol plastik sekali pakai (ukuran standar diameter 40 m), itu diakui Arnold Ergor mampu manahan beban 90 kg dan tahan hingga satu tahun.

Keterampilan membuat kursi dan meja dari sampah, itu dipelajari Arnold kala jadi siswa jurusan fabrikasi logasm di  STM Siwalima Langgur, Tual, Maluku Tenggara.

“Dari pengalaman itu tambah tong juga belajar lagi dari Youtube, akhirnya bisa bikin lebih banyak kreasi dari sampah,” tandas Arnold Ergor.

Ia bersyukur bisa dilibatkan dalam pameran yang digelar Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Provinsi Papua Barat pada peringatan Hari Lingkungan  Hidup Sedunia, Senin (5/6/2023).

Baca juga: Dubes Norwegia Jalin Kerja Sama di Papua Barat Daya, Sampah Plastik Jadi Masalah Dunia

Biodata Arnold Ergor

Nama: Arnold Ergor

Tempat, tanggal lahir: Kokonao, 26 Agustus 1975

Istri: Yosefina Mambrasar

Pendidikan terakhir : STM Siwalima Langgur (1996)

Karir:

1996-2019 : Karyawan PT Freeport Indonesia

2019-2022 : Karyawan PT Sinar Timur Bintuni

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved