709 dari 9.923 Orang Terinfeksi HIV/AIDS Meninggal Dunia di Papua Pegunungan

Ketua Kesekretariatan Komisi Penanggulangan KPA Papua Pegunungan, Yomi Kogoya, menyebut kasus HIV/AIDS bak fenomena gunung es.

KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Puluhan remaja memperingati Hari AIDS Internasional pada 1 Desember dengan berpawai di area bebas kendaraan bermotor, di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (1/12/2019). Mereka mengampanyekan untuk menjauhi perilaku seks bebas, menjauhi narkoba, dan meminta masyarakat tidak menjauhi para penderita HIV/AIDS. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM - Sebanyak 9.923 kasus HIV/AIDS tersebar di 8 kabupaten di Papua Pegunungan.

Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Papua Pegunungan, per 30 Juni 2023, ada 709 penderita HIV yang meninggal dunia di provinsi itu.

Ketua Kesekretariatan Komisi Penanggulangan KPA Papua Pegunungan, Yomi Kogoya, menyebut kasus HIV/AIDS bak fenomena gunung es.

Menurutnya, masih banyak penderita HIV/AIDS yang belum terdeteksi di Papua Pegunungan.

Situasi tersebut mengancam populasi orang Papua Pegunungan karena tingginya kasus HIV/AIDS.

Baca juga: Dinkes Fakfak Ajak Warga Cegah Penyebaran HIV dengan Perilaku Sehat

 

"Ayo selamatkan populasi orang Papua Pegunungan sejak dini. Jauhi seks bebas, setop diskriminasi terhadap ODHA (orang dengan HIV/AIDS)," ujar Yomi Kogoya, Selasa (31/10/2023).

Minimnya sumber daya manusia (SDM) untuk penyuluhan dan pencegahan HIV/AIDS juga berpengaruh pada pertumbuhan masyarakat Papua Pegunungan.

Ia mengimbau warga untuk memeriksakan diri ke dokter sebagai upaya pencegahan sejak dini.

Ancaman Serius

Dosen Hubungan Internasional Universitas Cenderawasih (Uncen), Marinus Yaung, menyebut situasi itu sebagai ancaman serius terhadap kemanusiaan.

"Kalau tak ditanganis serius, habis dan punah masyarakat asli Papua, khususnya di wilayah pegunungan," katanya saat dihubungi melalui pesan singkat, Senin (30/10/2023).

Baca juga: Karang Taruna Kaimana Gelar Penyuluhan dan Screening HIV/AIDS ke Petugas Kebersihan

Ia kepala daerah di Papua Pegunungan dan Papua Tengah bertindak cepat dan konsisten menangani kasus HIV/IADS seperti cara Presiden Uganda, Yoweri Museveni, dalam menangani kasus HIV di negaranya.

"Asal mula penyakit AIDS ini dari Uganda. Virus HIV ditemukan pertama kali dalam tubuh seorang tentara khusus presiden Uganda, Idi Amin, yang meninggal dunia dengan penyakit ini tahun 1974," katanya.

Setelah itu, ucap Marinus Yaung, AIDS dengan cepat menular di Uganda.

Sumber: Tribun papua
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved