Berita Manokwari

Yohanes Ada Lebang Sebut “Manokwari Nol Sampah” Baru Sebatas Opini

persoalan sampah merupakan beban dan tanggung jawab diri sendiri sebagai penghasil sampah, sehingga bukan menjadi beban pemerintah daerah semata.

|
ISTIMEWA/DOKUMENTASI KOPERASI PENGELOLA SAMPAH MANOKWARI
KELOLA SAMPAH - seminar dan praktik bertajuk, “Financial Sustainability Project Pengelolaan Sampah”, yang digelar di aula FEB Unipa, Selasa (14/11/2023). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI – Belum maksimalnya perhatian dan kepedulian serta komitmen masyarakat, pelaku usaha dan Pemerintah Kabupaten Manokwari dalam upaya pengurangan dan penanganan sampah, membuat Gerakan Bersama menuju “Manokwari Nol Sampah” dinilai hanya sebatas opini.

Hal ini dikemukakan Ketua Koperasi Produsen Pengelola Sampah Kabupaten Manokwari Yohanes Ada Lebang kala menjadi narasumber dalam seminar dan praktik bertajuk, “Financial Sustainability Project Pengelolaan Sampah”, yang digelar di aula FEB Unipa, Selasa (14/11/2023).

Ia menilai, kondisi Kabupaten Manokwari yang belum bebas dari persoalan sampah diperburuk dengan minimnya pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah.

Baca juga: Penanganan Sampah Terintegrasi Sampai Tingkat Kabupaten, DLHP Papua Barat Siapkan Jakstrada

Baca juga: UPTD Persampahan Kaimana Bersih-bersih di Kawasan Pasar Ikan: 12,8 Ton Sampah Berhasil Dikumpulkan

Untuk itu, ia mendorong masyarakat Manokwari aktif dalam gerakan bersama mewujudkan Manokwari Nol Sampah dengan menindaklanjuti kehadiran Bank Sampah di wilayah dan kelompok masing-masing, maupun dukungan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

Ia menegaskan, persoalan sampah merupakan beban dan tanggung jawab diri sendiri sebagai penghasil sampah, sehingga bukan menjadi beban pemerintah daerah semata.

Dibutuhkan sinergitas, kolaborasi, komitmen dalam implementasinya menjadi bagian dari pembangunan berkelanjutan (ekonomi, sosial dan ekologis) secara terpadu sebagai ekonomi sirkular.

Ia mengapresiasi inisiatif mahasiswa program studi (prodi) manajemen fakultas ekonomi dan bisnis (FEB) Universitas Papua (Unipa), yang mau mendalami dan mempraktikkan pengelolaan sampah plastik (non organik) dalam upaya circular ekonomi melalui bank sampah.

Ia berharap, mahasiswa FEB Unipa mampu memanfaatkan kondisi kampus sebagai potensi timbulan sampah menjadi peluang bisnis.

Dalam kesempatan itu, Anthonetha Mirino terpilih sebagai Ketua Bank Sampah Prodi Manajemen Pembangunan FEB Unipa.

Dengan Kehadiran Bank Sampah Prodi Manajemen Pembangunan FEB Unipa, maka menambah kehadiran Bank Sampah di Kampus Unipa selain Bank Sampah UKM Pramuka dan PPLH Unipa.

“Keuntungan ekonomi dari sampah bisa didapat kalau melakukan aktivitas ekonomi setiap hari dan harus menjadikan sebagai kebiasaan (habit),” ujar Yohanes Ada Lebang dalam keterangan resmi yang diterima TribunPapuaBarat.com, di Manokwari, Rabu (15/11/2023).

Menurut dia, potensi sampah plastik di kampus menjadi peluang bisnis yang menjanjikan dan berkelanjutan, selama masih ada kampus dan kebutuhan penggunaan plastik di pasar dan konsumen.

Sehingga, ucapnya, mahasiswa ekonomi dengan tuntutan kewirausahaan yang kreatif dan inovatif dapat menjadi contoh pengelolaan sampah.

Sebagai bentuk partisipasi dalam pelestarian lingkungan hidup, sekaligus peningkatan pendapatan mahasiswa selama berkuliah sebagai kekuatan circular economy menuju kemandirian financial.

“Serta, mendukung pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Manokwari sebagai rumah bersama,” ungkap Yohanes Ada Lebang.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved