Berita Fakfak
Mengenal Ritual Adat Mehak dari Suku Mbaham Matta Fakfak, Memiliki Tiga Nilai
Donatus mengatakan, ketika minum kopi ada proses yang terjadi di mana sang mama tersebut sedang menghayal dan meminta sesuatu
Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Libertus Manik Allo
Melalui tradisi Mehak atau minum kopi, juga dimaknai sebagai penghubung antara manusia dengan penciptanya.
Leluhur percaya bahwasanya kopi sebagai sarana atau media komunikasi dengan Tuhan, agar diberikan kelancaran atau kemudahan dan diberkati segala urusan di dunia.
Ia menyimpulkan, melalui kopi dapat mempermudah hubungan antara sesama manusia, manusia dengan alam raya, dan manusia dengan Tuhan.
Adopsi Tradisi Mehak ke Pemerintahan
Seiring perkembangan jaman, tradisi Mehak atau minum kopi bersama ini telah diadopsi dalam berbagai agenda pemerintahan di Kabupaten Fakfak Papua Barat.
Biasanya Bupati, Wakil Bupati, dan jajarannya dalam merumuskan sesuatu hal besar yang meminta masukkan dari masyarakat, maka tradisi Mehak atau minum kopi ini akan digelar dengan duduk di atas tikar adat dan berdiskusi serta menemukan solusi bersama.
Tradisi Mehak tetap dikoordinir oleh dewan adat setempat, agar prosesinya tetap berjalan sesuai koridor dan tak terlepas dari makna sakral yang ada.
Donatus Nimbitkendik meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Fakfak dalam menghelat prosesi adat Mehak agar tetap berkoordinasi dengan Dewan Adat Mbaham Matta supaya tak melenceng dari maknanya.
Pesan untuk Generasi Muda
Donatus Nimbitkendik berpesan kepada kawula muda di Kabupaten Fakfak Papua Barat, agar tetap melestarikan tradisi Mehak atau minum kopi.
Dikatakannya, tradisi ini tak boleh tergerus oleh perkembangan jaman dan harus menjadi suatu kebanggaan serta kekayaan adat istiadat masyarakat Fakfak.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.