Berita Kaimana

Harga Beras Naik, Disperindagkop Kaimana Sebar Tim Pantau ke Pasar

Dikatakan Hassannoesi yang menjadi antisipasi pihaknya adalah menjaga ketersediaan stock beras dipasaran dalam beberapa bulan kedepan.

Penulis: Arfat Jempot | Editor: Libertus Manik Allo
Tribunpapuabarat.com//Arfat Jempot
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Perindakop) Kaimana, M Husein Hassannoesi 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, KAIMANA – Harga beras di sejumlah daerah termasuk Kaimana, Papua Barat naik.

Sebelumnya, beras premium 20 kg dibandrol dengan harga Rp 295.000, kini naik, Rp 330.000 hingga 3340.000.

Sementara beras 10 kg mencapai Rp 165.000.

Baca juga: Pedagang di Manokwari Kerap Jual Beras SPHP di Atas HET, Bulog Mulai Kurangi Stok ke Mitra

Baca juga: Kodim 1808 Mansel Cek Harga dan Stok Sembako: Beras Rp 18.000 per Kilogram

Oleh sebab itu, hal ini menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Kaimana melalui Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop), untuk terus mengontrol dan mengawasi harga beras di pasaran.

Kepala Dinas Perindagkop Kaimana, M Husein Hassannoesi mengatakan, saat ini pihaknya fokus memantau terkait kenaikan dan ketersediaan stok harga beras dipasaran.

Hassannoesi mengatakan dari hasil pemantuan yang dilakukan bersama Satgas Pangan Kaimana, harga beras di pasaran sudah tembus Rp 18.000 perkilo, dari harga biasanya Rp 13.000 – 14.000 ribu per kilo.

“Naiknya harga beras memang sudah situasi dan kondisi yang harus kita hadapi, karena memang dari daerah produsen harga beras juga sudah naik, ini pasti karna dampak dari elnino dan beberapa daerah produsen mengalami gagal panen,” kata Hassannoesi kepada wartawan di Kaimana, Rabu (5/3/2024).

Dikatakan Hassannoesi yang menjadi antisipasi pihaknya adalah menjaga ketersediaan stock beras dipasaran dalam beberapa bulan kedepan.

Apalagi sambung Hassannoesi, sebentar lagi memasuki bulan suci Ramadan.

“Yang kita mau pastikan ketersediaan stock sampai selesai lebaran. Data terakhir dari distributor dan pemasok bisa bertahan sampai 2 hingga 3 bulan kedepan. Itu artinya kita bertahan dengan stock yang ada, meskipun harganya naik karena memang kondisinya seperti ini,” katanya.

Guna memastikan harga pangan termasuk beras di pasaran agar tidak terjadi penimbunan harga oleh pedagang, pihaknya akan terus memantau perkembangan harga beberapa komoditi, baik di pasar, distributor maupun konsumen.

“Sudah ada jadwal dan akan ada tim pemantau yang setiap hari dipasar dari pagi sampai jam 12 siang. Mereka akan melaporkan data harga 24 komoditi termasuk beras untuk dikirim ke Kementrian Perdagangan melalui aplikasi SP2KP,” ujarnya.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved