Berita Fakfak

Teatrikal Penyaliban Tuhan Yesus di Fakfak Diselingi dengan Aksi Hadrat Pemuda Muslim

Corak kehidupan bertoleransi dan saling menghargai satu sama lain dikatakan Ali Hindom telah lama ada di Kabupaten Fakfak

Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Libertus Manik Allo
TribunPapuaBarat.com//Aldi Bimantara
Sekelompok pemuda Muslim dari gabungan masjid se-Kabupaten Fakfak Papua Barat terlibat aksi penabuhan hadrat dalam prosesi teatrikal penyaliban Tuhan Yesus di Panggung Terbuka Komplek Rumah Negara 1 Fakfak Papua Barat, Sabtu (30/3/2024). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, FAKFAK - Kabupaten Fakfak di Provinsi Papua Barat paling kental dengan nilai-nilai toleransi antar umat beragama. 

Itu ditunjukkan pada setiap sendi kehidupan masyarakat di daerah berjuluk kota pala tersebut. 

Salah satu bentuk toleransi dalam keberagaman tersaji pada prosesi Jalan Salib menyambut Hari Paskah 2024 yang diikuti seluruh denominasi gereja di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat.

Baca juga: Pastor Floridus Naja Ajak Umat Katolik Maknai Paskah dengan Hidup Suci 

Baca juga: Teatrikal Penyaliban Yesus di Fakfak di Tengah Hujan Deras, Sejumlah Warga Teteskan Air Mata

Dalam iring-iringan teatrikal Yesus menyusuri jalan sengsara disaksikan tak hanya warga Kristiani, tetapi juga warga Muslim yang antusias menyaksikan prosesi tersebut. 

Pemandangan mahal itu juga teramati tatkala warga Muslim dan Kristiani berbaur satu sama lainnya menunggu di pinggir jalan menyaksikan langsung aksi teatrikal penyaliban Yesus

Meskipun hujan deras sempat mengguyur, namun tak menyurutkan antusias mereka bersatu dalam keberagaman. 

Warga memperhatikan betul bagaimana prosesi teatrikal Yesus diarak menyusuri jalan, disiksa pasukan Romawi hingga akhirnya disalibkan di depan Rumah Negara 1 Fakfak yang berhadapan dengan panggung terbuka.

Setelah itu, umat Kristiani mengikuti penyampaian refleksi dari kisah penyaliban Yesus yang dibawakan Pendeta B Alewir. 

"Inilah Yesus orang Nazareth Anak Allah yang tampil menebus dosa kita umat manusia," ujarnya di hadapan kerumunan orang. 

Pendeta B Alewir mengatakan melalui pengorbanan Yesus di kayu salib, manusia percaya disucikan atau dilahirkan dan mendapatkan kesempatan berdoa untuk hidup baru di jalan Tuhan. 

"Untuk itu, hiduplah dengan memuliakan Tuhan melalui tutur kata dan perbuatan, lihatlah Yesus yang walaupun telah disalibkan, namun masih memohon ampunan bagi orang-orang yang menyalibkannya," jelas Pendeta B Alewir.

Usai penyampaian refleksi, rombongan pemuda Muslim di bawah pimpinan Syahril Patipi memasuki panggung untuk melakukan aksi menabuh hadrat. 

Sontak aksi mereka tersebut mendapatkan perhatian tersendiri warga yang menyaksikan kala itu. 

Hadrat merupakan prosesi menabuh rebana yang dilakukan oleh sekelompok pemuda secara bersama-sama dan diiringi lantunan nyanyian sebagai bentuk ungkapan syukur. 

Kesenian ini sering dimainkan pada acara pernikahan atau sunatan, termasuk hajatan pemerintah dan penyambutan tamu.

Hadrat merupakan adopsi dari keluarga muslim Maluku dalam akulturasi budaya sejak lama di Kabupaten Fakfak Papua Barat.

"Ini merupakan bagian dari nuansa hidup rukun dan kehidupan beragama kita di Kabupaten Fakfak," sebut Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Fakfak, Ali Hindom kepada TribunPapuaBarat.com di Fakfak

Ali Hindom mengatakan, dalam acara-acara hari besar keagamaan di Kabupaten Fakfak selalu ada partisipasi antar umat beragama. 

"Misalnya hari ini perayaan jalan salib menyambut Paskah ini ada dari pemuda Islam gabungan dari remaja masjid se-Kabupaten Fakfak yang turut mengambil bagian," tandasnya. 

Corak kehidupan bertoleransi dan saling menghargai satu sama lain dikatakan Ali Hindom telah lama ada di Kabupaten Fakfak

"Sudah dari jaman kita pu (punya) nenek moyang dan hari ini kita bisa lihat bersama di depan mata kita, bagaimana toleransi itu nyata di Papua, nyata di Kabupaten Fakfak," ujarnya. 

Dalam kesempatan itu, Ali Hindom menyampaikan Kabupaten Fakfak di Papua Barat bisa dijadikan cerminan hidup rukun bertoleransi dalam perbedaan untuk daerah lainnya. 

"Tak hanya soal perbedaan agama, tetapi juga perbedaan rasa, suku bangsa, hingga perbedaan lainnya yang mampu disatukan dan tak seorang pun dapat memecah belah persatuan dan kesatuan kita sebagai umat manusia di bumi Allah," tegas Ali Hindom

Tak hanya aksi tabuh hadrat, dalam momen jalan salib sambut Paskah 2024 tersebut, pemuda pemudi Muslim dan pemuda pemudi Kristen bersatu dalam menyanyikan lagu Satu Tungku Tiga Batu.

Uniknya, paduan suara gabungan Muslim dan Kristen tersebut juga melakukan aksi sahut-sahutan di mana seorang pemuda Muslim terdengar mengumandangkan Adzan dan diikuti pembacaan rumusan tri tunggal dalam nama bapa, putra dan roh kudus oleh salah seorang pemuda Kristen. 

Kemudian, semuanya bersatu dalam mendendangkan lagu Satu Tungku Tiga Batu.

(*) 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved