Berita Manokwari
Tenaga Medis Puskesmas Tanah Rubuh Belum Bisa Pelayanan ke Kampung di Atas Bukit, Ini Penyebabnya
Mikael Osok menyebut, Puskesmas Tanah Rubuh melayani 24 kampung, dengan tiga kampung di antaranya terletak di Pegunungan Arfak.
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Libertus Manik Allo
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI – Longsor di Jalan Trans Manokwari – Bintuni, pada Senin (20/5/2024) membuat pelayanan di Puskesmas Tanah Rubuh, Dsitrik (Kecamatan) Tanah Rubuh, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat terganggu.
Kepala Puskesmas Tanah Rubuh Mikael Osok mengatakan, tenaga medis saat ini masih urung melakukan pelayanan di kampung-kampung yang terletak di atas bukit, karena takut sewaktu-waktu terjadi longsor.
Terlebih, sampai sekarang cuaca di Manokwari masih berawan, hujan dengan intensitas ringan, sedang hingga tinggi disertai angin kencang dan petir.
Baca juga: Lewati Longsor, Hermus Indou Kunjungi Warga Terdampak di Tanah Rubuh
Baca juga: Distrik Sidey Nyaris Terisolasi, Hermus Indou Minta Warga Bersabar untuk Jembatan Sementara
Mikael Osok menyebut, Puskesmas Tanah Rubuh melayani 24 kampung, dengan tiga kampung di antaranya terletak di Pegunungan Arfak.
“Kita belum naik untuk pelayanan, karena kita khawatir dengan longsor di gunung sebelah,” ungkap Mikael Osok diwawancarai usai menerima kunjungan Bupati Manokwari Hermus Indou di Puskesmas Tanah Rubuh, Rabu (22/5/2024).
Ia mengaku, puskesmas yang sudah terakreditas Madya, itu sempat terendam air bercampur lumpur setinggi 10 cm selama lebih kurang 6 jam akibat hujan deras mengguyur tanpa henti, pada Senin (20/5/2024) malam.
Keesokan harinya, kata dia, puskesmas mulai dibersihkan dan dikeringkan dari genangan air. Setelah itu, mulai pukul 10.00 WIT, tenaga medis Pusekesmas Tanah Rubuh kembali membuka pelayanan bagi masyarakat sekitar.
Adapun warga yang melakukan pelayanan dalam gedung atau datang langsung ke Puskesmas Tanah Rubuh adalah mereka yang tinggal tak jauh dari situ.
Sementara untuk pelayanan di kampung yang jauh dari puskesmas, maka tenaga medis yang menghampiri masyarakat di posyandu.
“Tidak ada kerusakan berarti di Puskesmas (Tanah Rubuh). Obat-obatan kita juga aman,” ujar Mikael Osok.
Ia menyebut, penyakit yang sering ditangani di Puskesmas Tanah Rubuh, yakni Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah peradangan yang terjadi di saluran pernapasan, baik saluran pernapasan atas maupun bawah.
Ia mengklaim, sejauh ini belum ada penyakit atau wabah yang disebabkan banjir di Distrik Tanah Rubuh.
Tetapi, petugas promosi kesehatan Puskesmas Tanah Rubuh gencar menyosialisasikan kepada masyarakat tentang penyakit atau wabah yang sering mengikuti ketika terjadi banjir.
Menurut dia, Puskesmas Tanah Rubuh sampai saat ini masih kekurangan tenaga medis dengan masyarakat di 24 kampung yang harus dilayani.
Puskesmas Tanah Rubuh memiliki 26 petugas, dengan rincian 9 perawat, 9 bidan, seorang petugas kesehatan lingkungan, seorang dokter umum, dan seorang dokter gigi.
“Dua belas standar pelayanan puskesmas semua dijalankan,” tutupnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.