Kisah Balita Stunting di Teluk Bintuni yang Sehat Berkat Program GOTA BP Tangguh

Satu di antara keberhasilan GOTA Stunting BP Tangguh adalah meningkatkan berat dan tinggi badan anak stunting di Kampung Tomu.

Dokumentasi BP Tangguh
BP Tangguh dan SKK Migas berpartisipasi dalam program Gerakan Orang Tua Asuh (GOTA) anak stunting di Distrik Tomu, Teluk Bintuni, Papua Barat.  

TRIBUNPAPUABARAT.COM - BP Tangguh dan SKK Migas berpartisipasi dalam program Gerakan Orang Tua Asuh (GOTA) anak stunting di Distrik Tomu, Teluk Bintuni, Papua Barat

Program itu dilaksanakan di sejumlah kampung yakni Taroy, Tomu, Adur, Ayot, Totitra, dan Ekam. Program serupa juga ada di Kampung Weriagar, Distrik Weriagar.

Selain melalui "Dapur Gizi Distrik Tomu", GOTA Stunting meliputi pemberian makanan tinggi protein selama 42 hari bagi 33 balita stunting. 

Kegiatan digelar di balai Posyandu atau rumah kader dan dipantau oleh fasilitator lapangan BP Tangguh dan staf puskesmas serta mencakup promosi kesehatan dan praktik cuci tangan pakai sabun sebelum makan.

Satu di antara keberhasilan GOTA Stunting BP Tangguh adalah meningkatkan berat dan tinggi badan anak stunting di Kampung Tomu.

Saat berusia 18 bulan, balita itu memiliki berat badan 7,3 kg dan tinggi badan 77,8 cm.

Baca juga: BP Tangguh Kirim 30-an Guru ke Sejumlah Kampung di Teluk Bintuni dan Fakfak

 

Pada April 2024, setelah enam bulan mengikuti program, berat badan balita itu naik menjadi 10,5 kg dan tinggi badan 81,4 cm serta berstatus gizi normal. 

Selama program, ibu sang balita aktif memberi makanan tambahan dan bergizi serta rajin memeriksakan anaknya ke Posyandu.  

Balita juga itu menerima pengobatan tuberkulosis (TB) yang didiagnosis oleh tenaga kesehatan. Ia mendapatkan pemeriksaan dan rujukan ke RSU Bintuni. 

Petugas gizi puskesmas berperan penting dalam memberikan edukasi dan nutrisi tambahan, sedangkan fasilitator lapangan Tangguh rutin memantau perkembangan status gizinya.

Meski status gizi balita itu membaik, upaya dan dukungan lintas sektor tetap diperlukan untuk memastikan perkembangannya.

Baca juga: BP Tangguh Dorong Kesetaraan Gender Melalui bpWIN, Kiprah Dianawaty Jadi Contoh

"Keberhasilan penanganan stunting memerlukan kolaborasi lintas sektor, termasuk pemerintah distrik, kampung, puskesmas, kader, tenaga fasilitator lapangan Tangguh, dan dukungan aktif keluarga," kata dr Bambang Setiawan, health discipline lead BP Indonesia.

"Kisah balita ini menunjukkan bahwa kerja sama yang baik dapat menghasilkan hasil yang luar biasa."

Pejabat Sementara Kepala Distrik Tomu, Parman, mengapresiasi peran aktif BP Tangguh dan SKK Migas dalam upaya penurunan stunting melalui program Tangguh Public Health. 

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved