Berita Fakfak

10 Tahun Beroperasi di Fakfak, Rimbun Sawit Papua Telah Rekrut 899 Tenaga Kerja Lokal

Ia mengatakan, para pekerja di perusahaan Rimbun Sawit Papua yang beroperasi di wilayah Distrik Bomberai menjangkau berbagai lapisan pendidikan. 

Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Libertus Manik Allo
Tribun Medan
Ilustrasi Buah Sawit. PT Rimbun Sawit Papua yang telah beroperasi selama 10 tahun terakhir di Kabupaten Fakfak Papua Barat membeberkan telah merekrut 899 tenaga kerja lokal setempat. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, FAKFAK - Otoritas PT Rimbun Sawit Papua yang telah beroperasi selama 10 tahun terakhir di Kabupaten Fakfak Papua Barat membeberkan telah merekrut 899 tenaga kerja lokal setempat. 

Namun, sejauh ini faktor kedisiplinan karyawan atau pekerja lokal menjadi tantangan atau masalah tersendiri yang dihadapi perusahaan. 

"Untuk saat ini kami telah merekrut sebanyak total 899 karyawan lokal ber-KTP Fakfak dari total keseluruhan karyawan sebanyak 1.744 orang," tutur HRD Region Rimbun Sawit Region Papua, Petrus Sinung Raharja kepada TribunPapuaBarat.com di Fakfak, Selasa (22/4/2025).

Baca juga: RSP Kolaborasi dengan Dinas Perkebunan Fakfak, Perkuat Koperasi Sawit Plasma 

Baca juga: Theres Ateta Jaring Aspirasi di Teluk Bintuni: Masyarakat Adat Sumuri Tolak Sawit

Dari angka tersebut, pihaknya mengklaim telah merekrut 51,5 persen tenaga kerja lokal Fakfak sebagai wujud keberpihakan terhadap daerah. 

Petrus menjelaskan, skill yang dibutuhkan secara umum untuk bekerja di perusahaan kelapa sawit ialah bentuknya padat karya sehingga masih bisa disesuaikan. 

"Pada prinsipnya, yang penting para pekerjanya rajin dan mau bersungguh-sungguh bekerja," tandasnya. 

Ia mengatakan, para pekerja di perusahaan Rimbun Sawit Papua yang beroperasi di wilayah Distrik Bomberai menjangkau berbagai lapisan pendidikan. 

"Mulai dari tamatan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pun tetap kami terima untuk bekerja di perusahaan," katanya. 

 

Dalam perekrutan karyawan atau pekerja, pihaknya juga memprioritaskan calon tenaga kerja yang berasal atau berdomisili di sekitar lingkungan perusahaan. 

"Kita kan mulai berdiri tahun 2015 dan pabrik diresmikan 2024 lalu, nah awalnya baru pertama kali masuk kami sudah meminta ijin kepada yang punya hal ulayat setempat sehingga sudah barang tentu tenaga kerja lokal tetap mendapatkan prioritas," terangnya. 

Sementara dikatakannya, untuk calon tenaga kerja dari luar dengan keahlian tertentu yang belum dimiliki di Kabupaten Fakfak memang didatangkan dari luar. 

"Bahkan untuk mendatangkan orang atau pekerja dari luar kami tetap minta ijin atau komunikasikan dengan pemilik hak ulayat," katanya. 

Ia menyebutkan, dari sekian banyak tenaga kerja lokal Fakfak yang bekerja di Perusahaan Rimbun Sawit Papua terdapat salah satu posisi cukup strategis sebagai Asisten Kepala. 

"Namun yang menjadi tantangan pula, memang harus diakui masih banyak ataupun bisa dibilang rata-rata ada yang bekerja sehari dan besoknya sudah tidak masuk, sehingga perusahaan memberikan sanksi," bebernya. 

Untuk itu, ke depannya hal-hal menyangkut kedisiplinan dan profesionalitas menjadi penting untuk diperhatikan. 

"Kalau tenaga kerja di pabriknya sekarang berjumlah 74 orang dan dari angka itu terdapat 47 orang tenaga kerja lokal, karena memang tidak butuh banyak orang di pabrik sementara yang perlu tenaga kerja banyak ialah di kebunnya," tuturnya.

(*) 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved