Berita Fakfak

102 Kasus HIV Terdeteksi di Puskesmas Fakfak Tengah, La Djoni: Stigma Masih Besar

Dari jumlah tersebut, 42 orang telah meninggal dunia, sementara sisanya masih menjalani pengobatan antiretroviral (ARV)

Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Hans Arnold Kapisa
TribunPapuaBarat.com/Aldi Bimantara
KASUS HIV - Kepala Puskesmas Fakfak Tengah, La Djoni diwawancarai di ruang kerjanya, Senin (24/11/2025). Ia membeberkan jumlah kasus kumulatif HIV yang terdeteksi di Puskesmas Fakfak Tengah. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, FAKFAK - Sebanyak 102 orang dilaporkan positif terinfeksi HIV berdasarkan pemeriksaan di Puskesmas Fakfak Tengah sejak 2012 hingga 2025. 

Dari jumlah tersebut, 42 orang telah meninggal dunia, sementara sisanya masih menjalani pengobatan antiretroviral (ARV).

Hal itu disampaikan Kepala Puskesmas Fakfak Tengah, La Djoni, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (24/11/2025).

“Kasus kumulatif dari tahun 2012 sampai 2025 total ada 102 orang positif HIV. Sebagian telah meninggal dunia dan lainnya masih aktif mengonsumsi pengobatan ARV,” ujarnya.

Menurutnya, sebagian besar pasien yang meninggal datang ke Puskesmas dalam kondisi sudah disertai penyakit penyerta atau infeksi oportunistik.

Untuk tahun 2025, tercatat tujuh kasus baru HIV dari Januari hingga November.

Baca juga: Dinkes Fakfak Pastikan Distribusi Obat Program HIV Lancar, Berikut Stoknya

Stigma Lebih Berat dari Virus

La Djoni menekankan bahwa stigma terhadap orang dengan HIV masih lebih besar dibandingkan virus itu sendiri. Ia mengingatkan masyarakat agar tidak menunda pemeriksaan.

“Siapa pun yang merasa berisiko sebaiknya sukarela memeriksakan diri ke Puskesmas. Lebih baik terdeteksi dini dan mendapat pengobatan sejak awal daripada terlambat,” katanya.

Ia menambahkan, kelompok yang sering dianggap negatif justru lebih sehat karena mendapat pengawasan ketat dari layanan kesehatan.

Fenomena Gunung Es

Persoalan HIV di Fakfak, lanjut La Djoni, diibaratkan seperti fenomena gunung es.

 Kasus yang terdeteksi melalui screening hanyalah sebagian kecil dari jumlah sebenarnya yang belum terungkap.

“Seharusnya Dinas Kesehatan dan instansi terkait berkolaborasi untuk membalikkan fenomena ini,” tuturnya.

Ia menekankan pentingnya sosialisasi masif di kalangan remaja dan anak, serta pemeriksaan bagi mereka yang pernah melakukan hubungan seksual di luar ikatan pernikahan dengan pasangan yang status kesehatannya tidak diketahui.

Baca juga: Kasus HIV di Kota Pala Melonjak

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved