Mas Rohim Sukses Berdagang Bubur Kacang di Manokwari, Lapaknya Selalu Ramai, Berikut Ulasannya

Mas Rohim Sukses Berdagang Bubur Kacang di Manokwari, Lapaknya Selalu Ramai, Berikut Ulasannya

Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Jefri Susetio
Tribun PapuaBarat.com
PEDAGANG: Gerobak bubur kacang hijau buatan Mas Rohim di daerah Wosi, Manokwari, selalu ramai diburu masyarakat Manokwari, untuk jadi menu sarapan. Alhasil, Rohim bisa untung hingga Rp 1,5 juta, hanya dalam kurun waktu lima jam berjualan. 

Seporsi bubur gelas ukuran sedang, pembeli cukup merogoh kocek Rp 10 ribu.

Sedangkan, semangkuk bubur buatan Rohim dibanderol Rp 15 ribu per porsi.

Dia mengaku, mulai menyiapkan semua menu buburnya sejak dini hari. Seperti merebus kacang hijau dan jagung pulut, hingga matang dan lembut.

Dari proses memasak hingga berjualan, semua dikerjakan Rohim seorang diri.

Lantaran, isteri dan kedua anaknya berada di Bandung.

Baca juga: Kisah Atang 64 Tahun, Pedagang Bubur Keliling di Manokwari, 15 Tahun Menabung demi Umroh

Baca juga: Pemprov Papua Barat Menunggak Pajak Kendaraan Dinas Rp 4 Miliar, Sekda: Itu Utang Pemerintah Daerah

Awal Berjualan Es Doger

Rohim mengungkapkan, awal merantau di Manokwari pada tahun 2000, ia mulai bekerja sebagai penjual es doger keliling.

Es Doger merupakan salah satu susu kelapa dingin yang sering ditemui di Bandung, Jawa Barat.

"Saya jualan keliling pakai gerobak. Mulai dari tengah kota sini, sampai di Arfai sana," pungkasnya.

Namun seiring perjalanan, lanjut dia, penjualan es doger mandek.

Menurut dia, hal ini karena penjualan es termasuk jualan musiman, yakni lebih cocok di musim panas.

Sedangkan, kebutuhan bubur kacang maupun bubur ketan hitam, selalu ada di tiap musim.

"Kalau jualan bubur, yah sedikit-sedikit setiap hari pasti ada pemasukan. Kalau jualan es, tergantung cuaca," tutup Rohim.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved