Mas Rohim Sukses Berdagang Bubur Kacang di Manokwari, Lapaknya Selalu Ramai, Berikut Ulasannya
Mas Rohim Sukses Berdagang Bubur Kacang di Manokwari, Lapaknya Selalu Ramai, Berikut Ulasannya
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Jefri Susetio
Seporsi bubur gelas ukuran sedang, pembeli cukup merogoh kocek Rp 10 ribu.
Sedangkan, semangkuk bubur buatan Rohim dibanderol Rp 15 ribu per porsi.
Dia mengaku, mulai menyiapkan semua menu buburnya sejak dini hari. Seperti merebus kacang hijau dan jagung pulut, hingga matang dan lembut.
Dari proses memasak hingga berjualan, semua dikerjakan Rohim seorang diri.
Lantaran, isteri dan kedua anaknya berada di Bandung.
Baca juga: Kisah Atang 64 Tahun, Pedagang Bubur Keliling di Manokwari, 15 Tahun Menabung demi Umroh
Baca juga: Pemprov Papua Barat Menunggak Pajak Kendaraan Dinas Rp 4 Miliar, Sekda: Itu Utang Pemerintah Daerah
Awal Berjualan Es Doger
Rohim mengungkapkan, awal merantau di Manokwari pada tahun 2000, ia mulai bekerja sebagai penjual es doger keliling.
Es Doger merupakan salah satu susu kelapa dingin yang sering ditemui di Bandung, Jawa Barat.
"Saya jualan keliling pakai gerobak. Mulai dari tengah kota sini, sampai di Arfai sana," pungkasnya.
Namun seiring perjalanan, lanjut dia, penjualan es doger mandek.
Menurut dia, hal ini karena penjualan es termasuk jualan musiman, yakni lebih cocok di musim panas.
Sedangkan, kebutuhan bubur kacang maupun bubur ketan hitam, selalu ada di tiap musim.
"Kalau jualan bubur, yah sedikit-sedikit setiap hari pasti ada pemasukan. Kalau jualan es, tergantung cuaca," tutup Rohim.
(*)