AMAN Sulut Pamerkan Patung Kawasaran saat Sidang Pleno KMAN VI di Jayapura

AMAN Sulut menjadi satu-satunya yang memamerkan kerajinan patung saat sidang pleno KMAN VI di Stadion Barnabas Youwe Sentani, Jayapura, Papua

TRIBUNPAPUABARAT.COM/KRESENSIA KURNIAWATI MALA PASA
PATUNG - Patung miniatur kawasaran milik AMAN Sulut menjadi satu-satunya kerajinan patung yang dipamerkan saat sidang pleno KMAN VI di Stadion Barnabas Youwe Sentani, Jayapura, Papua, pada Kamis (27/10/2022). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, JAYAPURA - Patung miniatur penari kawasaran milik Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sulawesi Utara (Sulut), tampak mencolok di deretan stan usaha mikro kecil menengah (UMKM) Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI.

AMAN Sulut menjadi satu-satunya yang memamerkan kerajinan patung saat sidang pleno KMAN VI di Stadion Barnabas Youwe Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Kamis (27/10/2022).

Perajin patung kawasaran, Dani Wakulu mengatakan, anggota AMAN Sulut sepakat memboyong tiruan penari kawasaran dari Minahasa untuk dipamerkan pada KMAN VI.

"Kita mau memperkenalkan budaya khas tari kawasaran," terang Dani Wakulu kepada Tribunpapuabarat.com.

Baca juga: RUU Masyarakat Hukum Adat Belum Disahkan, Sekjen AMAN Sebut Dua Parpol Tak Setuju

Baca juga: Sidang Pleno KMAN VI di Jayapura Jadi Ajang Pamer Produk UMKM se Nusantara

Dia menjelaskan, miniatur patung kawasaran hanya dapat ditemukan di daerah Minahasa.

Semua bahan berasal dari sisa-sisa pembuatan baju, dan perlengkapan tari kawasaran.

Mulai dari kulit kayu yayapu, bulu ayam, kain merah, dan kain tenun Minahasa.

Sedangkan potongan kayu, untuk membuat pedang dan perisai.

Kendati ukurannya hanya sekitar 20 cm, namun pengerjaan satu patung miniatur kawasaran memakan waktu dua sampai tiga hari.

"Karena ingin dibuat semirip mungkin dengan aslinya," ucap Dani Wakulu.

Baca juga: Manfaatkan Pleno KMAN VI, Masyarakat Adat Meepago Nabire Jualan Noken di Stadion Barnabas Youwe 

Baca juga: Cerita Mama Papua Kampung Ayapo, Perdana Membatik Banyak demi Jualan di Sarasehan KMAN VI

Ia menjelaskan, untuk menambah detail pada perisai mini patung kawasaran, diukir tulisan i yayat u santi'  yang berarti ayo angkat pedangmu.

Kalimat tersebut mencerminkan tari kawasaran adalah tari perang para ksatria Minahasa.

Seiring majunya peradaban, Kawasaran beralih menjadi tari penyambutan tamu penting atau mengantar pengantin.

Harga satu patung miniatur kawasaran tersebut dibanderol Rp 300 ribu. 

"Tak hanya patung, ada cinderamata khas kalung tanduk rusa seharga Rp 200 ribu," ujar Dani Wakulu.

Baca juga: Lewat KMAN VI, Komunitas Adat Barmani Biak Suarakan Pembentukan Kampung Adat

Baca juga: Tari Kolosal di Pembukaan KMAN VI Kisahkan Kehidupan dan Kepercayaan 5 Suku Wilayah Adat Tabi

Ia menuturkan, demi menjaga keutuhan patung miniatur kawasaran dan perlengkapan aslinya, perwakilan AMAN Sulut rela menempuh perjalanan menggunakan kapal laut selama empat hari tiga malam ke Jayapura.

"Sebenarnya masih banyak kerajinan tangan kita. Tapi karena keterbatasan untuk mendatangkannya, makanya kita bawa yang kawasaran," tutur Dani Wakulu.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved