Wisata Papua Barat Daya
Sudut Pandang Geosite Raja Ampat, Nikmati Pemandangan Alam Unik yang Mempesona
Bentangan alam unik, di mana ada 2.713 pulau tersebar, bisa Anda dapat nikmati jika mendaki di pulau karst Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Penulis: Roifah Dzatu Azmah | Editor: Roifah Dzatu Azmah
Sehingga sebuah karakter wajah terbentuk dan dapat dilihat hingga kini.
Selain itu, di dasar bongkahan Batu gamping ini kerap dijumpai sedimen pasiran yang banyak dengan mengandung cangkang moluska, seperti Lepidocyclina, Ephipiodes (Jones & Chapman), Miogypsina sp., Flosculinela sp., Lepidocyclina sp., Cycloclypeus sp., dan Globigerinoides immaturus (LeRoy).
Batu gamping ini terbentuk di laut dangkal dengan diperkirakan berumur Miosen Tengah-Akhir.
Batu gamping ini pun bersentuhan secara stratigrafi tidak selaras dengan perselingan Batu pasir dan Batu lanau lapuk dari Formasi Rumai.
8. Batu di Teluk-Kabui (Desa Kabui, Kecamatan Mansuar)

Situs bentang alam ini terletak didalam Teluk Kabui di bagian barat selatan Waigeo, yang dibentuk dari daratan utama dan Pulau Gam oleh batu gamping Formasi Waigeo dengan ciri khas pulau-pulau kecil (sea-stacks) dengan berbagai ukuran yang ukurannya cukup besar dipisahkan satu sama lain oleh perairan dangkal yang berkedalaman antara 10-20 m.
Beberapa pulau mempunyai bentuk bangun yang unik, misalnya seperti pensil, wajah manusia dan sebagainya. Kekar-kekar berarah timurlaut-baratdaya membatasi sebagian pinggiran pulau, sehingga membentuk dinding tegak setinggi rata-rata 10 m.
Beberapa pulau berdinding tegak ini terpotong oleh sesar timurlaut-baratdaya, contoh di Batu Pensil.
Sebagian permukaan batu gamping ditutupi oleh lapisan oker berwarna jingga hingga merah tua.
Lapisan itu merupakan endapan dari larutan yang ke luar melalui percelah-retakan batuan.
Menurut dugaan, Batu gamping seperti ini mengandung besi dan magnesium.
Ostrea yang menempel di permukaan dinding pulau-pulau batu gamping tersebar di berbagai ketinggian.
Ostrea yang masih hidup berada di bawah pengaruh pasang surut, sementara yang mati terletak di ketinggian hingga 5 m di atas rerata muka laut.
Oleh karenanya, jenis moluska ini dapat dipakai untuk menciri paras laut purba.
Ostrea juga dapat digunakan untuk memperkirakan kecepatan rata-rata pengangkatan di daerah ini, yaitu dengan membagi ketinggian letak ostrea mati dari rerata muka laut dengan umur cangkang ostrea.
Kajian yang pernah dilakukan menghasilkan kecepatan pengangkatan yang besarnya berkisar antara 1,2-1,5 cm/ tahun (Samodra, 2017).
9. Karst Piaynemo

Situs bentang alam kars yang unik dan langka ini terbentuk dari sistem kekar berarah timurlaut-baratdaya dan baratlaut tenggara yang memotong Batu gamping dan memisahkannya menjadi beberapa bukit memungkinkan masuknya air laut ke daratan dengan membentuk semacam laguna.
Konfigurasi kekar lainnya pun menghasilkan laguna berbentuk bintang.
Sebuah jalur pendakian dapat dilalui untuk menuju puncak perbukitan, sehingga pengunjung dapat menikmati panorama indah perbukitan pulau kars dari puncak bukit melalui view deck yang telah dibangun oleh masyarakat setempat.
Batu gamping Formasi Waigeo yang tersingkap di lokasi setempat berwarna coklat kemerahan, dengan bentuknya yang melensa.
(TribunPapuaBarat.com)