Berita Papua Barat

Wacana Vaksin Berbayar, Arnold Tiniap: Tunggu Keputusan Presiden

Pemerintah disebutnya masih menghitung-hitung kemungkinan berbayarnya vaksin khususnya dosis penguat.

Penulis: R Julaini | Editor: Libertus Manik Allo
TRIBUNPAPUABARAT.COM/KRESENSIA KURNIAWATI MALA PASA
Dirut RSUP Papua Barat, dr Arnold Tiniap. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Direktur RSUD Papua Barat, Dr Arnold Tiniap mengatakan, wacana vaksin berbayar menunggu keputusan presiden.

Ia menilai wacana vaksin penguat (booster) berbayar itu sebagai dampak pencabutan status pandemi Covid-19 oleh World Health Organization (WHO).

"Saat ini tinggal keputusan presiden saja yang dibuat untuk menyatakan bahwa Covid-19 sudah menjadi endemis," ujar Arnold Tiniap, Minggu (21/5/2023).

Baca juga: Papua Barat Sudah UHC, Ini Target Direktur Utama RSUP 2024

Baca juga: Usai Terima Penghargaan dari Jokowi, RSUP Papua Barat Bertekad Tingkatkan Pelayanan WSG Laboratorium

Penyakit endemis dijelaskan Arnold Tiniap ialah penyakit yang selalu ada di setiap waktu.

Hanya saja, resiko kesakitan dan kematian lebih rendah seperti halnya malaria di seluruh Papua.

Dengan status itu, wajar bila beban pemerintah untuk pembiayaan menurun. 

Dalam artian, bantuan yang digulirkan pemerintah saat pandemi dan endemi jadi berbeda.

"Dana yang disiapkan jadi tidak sebesar saat pandemi. Oleh karena itu masih ada kebutuhan vaksinasi maka swasta atau pihak lain yang mengadakan vaksin berarti harus dipungut pembiayaan," jelas Arnold Tiniap.

Dinilainya pula, mengenai vaksin berbayar sampai saat ini masih wacana.

Pemerintah disebutnya masih menghitung-hitung kemungkinan berbayarnya vaksin khususnya dosis penguat.

Hitung-hitungan itu dicontohkan Arnold Tiniap dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada awal tahun ditambah termasuk wacana pencabutan status pandemi dari WHO.

"Artinya status vaksin masyarakat sudah tinggi. Kalau tidak salah sudah 98 persen lebih," sebut Arnold Tiniap.

Mengenai tingginya vaksinasi, Arnold menerangkan ada dua kemungkinan vaksinasi didapatkan.

Pertama dengan terpapar secara alami dan kedua, didapatkan karena vaksin.

"Toh kalau tingkat vaksinasi sudah tinggi, berarti kita tidak perlu membutuhkan lagi vaksin. Kecuali dalam kurun waktu tertentu kadar imunitas menurun," jelas Arnold.

Tujuan vaksin dosis penguat ialah meningkatkan kadar imunitas yang menurun.

"Kalau saya pribadi tergantung pemerintah. Kalau pemerintah siap anggarkan untuk vaksin biar gratis lebih baik," pungkasnya.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved