Kisah Arnold Ergor dan Yosefina Mambrasar di Manokwari, Sulap Sampah Jadi Furnitur Cantik
Arnold Ergor mengundurkan diri dari perusahaan tambang terkemuka di dunia itu dan fokus pada usaha daur ulang sampah
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Tarsisius Sutomonaio
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI – Arnold Ergor gerah dengan limbah anorganik yang kian menggunung di lingkungan sekitarnya di Kelurahan Amban, Distrik (Kecamatan) Manokwari Barat, Papua Barat.
Ia lantas tak berdiam diri. Pria kelahiran Kokonao (Mimika), 26 Agustus 1975, itu bersama sang istri, Yosefina Mambrasar, kemudian menyulap sampah menjadi produk bertuah dan bernilai ekonomis.
Botol plastik, ban, dan drum bekas dikreasikan Arnold Ergor menjadi satu set furnitur dengan desain kekinian.
Dari usaha daur ulang sampah yang telah digeluti sejak 2017, itu Arnold Ergor dan Yosefina Mambrasar turut membuka lapangan pekerjaan.
“Tong (kita) tidak ambil banyak untung dari usaha daur ulang sampah ini. Hanya karena tong peduli lingkungan dan senang bisa bantu para pengangguran,” katanya kepada TribunPapuaBarat.com di Manokwari, Rabu (7/6/2023).
Baca juga: Penanganan Banjir Sorong Capai Rp 45 M, PUPR Papua Barat Minta Warga Setop Buang Sampah Sembarangan
Arnold menceritakan, sepak mula usaha daur sampah ketika ia masih menjadi karyawan PT Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.
Saat itu, kata dia, lingkungan tempat tinggalnya jadi langganan banjir. Satu di antara penyebabnya yaitu sampah yang menutup sistem drainase.
Pria berusia 47 tahun itupun sadar kalau limbah anorganik yang banyak dihasilkan oleh PT Freeport yaitu ban dan drum bekas.
“Padahal ban yang tong kasih biar saja di lingkungan, malah jadi sarangnya jentik nyamuk,” kata ayah lima anak itu.
Alhasil, mulai Maret 2017, Arnold Ergor bersama empat rekannya, yang kala itu sedang mencari pekerjaan, mengubah ban bekas dan drum bekas menjadi kursi.
Departemen Social dan Local Development (SLD) PT Freeport melirik usaha ramah lingkungan besutan Arnold dan kawan-kawan.
Baca juga: Kisah Alex Tahan Malu dari Wisatawan Denmark karena Sampah di Teluk Doreri Manokwari
Mereka bergabung di rumah kreasi bersama yang memfasilitasi promosi dan jual-beli produk daur ulang sampah anorganik milik Arnold Ergor.
Dua tahun berselang, Arnold mengundurkan diri dari perusahaan tambang terkemuka di dunia itu, setelah 23 tahun mengabdi sebagai karyawan.
Ia lalu kembali ke Manokwari, berkumpul bersama istri dan anaknya di rumah mereka yang beralamat di Jalan Litbang-Anggori, Manokwari, Papua Barat.
Arnold Ergor
Yosefina Mambrasar
daur ulang sampah
PT Freeport
sampah plastik
drum bekas
furnitur
botol plastik
sampah
Sampah TPA Kadamber Berserakan di Jalan, Picu Masalah Lingkungan Serius di Fakfak |
![]() |
---|
Tumpukan Sampah di TPA Kadamber Fakfak Longsor Timpa Dusun Warga |
![]() |
---|
Warga Palang TPA Kadamber, Desak Pemkab Fakfak Tindaklanjuti Janji Lingkungan |
![]() |
---|
Warga Keluhkan Tumpukan Sampah di TPA Wagom Utara, Bau Menyengat dan Tak Nyaman |
![]() |
---|
Sampah Plastik Berserakan di Jalan Salasa Namudat, Harus Ada Ketegasan Pemkab Fakfak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.