Info UNIPA

UNIPA Resmi Mulai Program Magister Linguistik, Perdalam Kekayaan Bahasa dan Budaya Papua

"Alasan dasar pendirian program magister linguistik ini karena Papua itu kaya akan bahasa dan budaya," kata Hugo Warami.

|
TRIBUNPAPUABARAT.COM/KRESENSIA KURNIAWATI MALA PASA
MAGISTER LINGUISTIK - Mahasiswa dan dosen prodi magister linguistik FSB Universitas Papua berfoto usai pembukaan kegiatan matrikulasi, di Manokwari, Papua Barat, Senin (18/9/2023). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Universitas Papua (Unipa) secara resmi memulai kegiatan akademik program studi magister (S2) linguistik di tahun akademik 2023/2024 melalui pembukaan matrikulasi, Senin (18/9/2023).

Program studi (prodi) S2 linguistik termasuk dalam fakultas sastra dan budaya (FSB) Unipa.

Ada tiga peminatan utama pada prodi magister linguistik Unipa, yakni linguistik murni, linguistik terapan dan linguistik antropologi.

Ketua tim pendiri magister linguistik,Hugo Warami, mengatakan prodi S2 linguistik di Unipa digagas sejak Februari 2019.

Setelah melalui masa persiapan lebih kurang tiga tahun, prodi S2 linguistik FSB Unipa disetujui pendiriannya oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek).

Baca juga: Akademisi Unipa Agus Sumule Ungkap Solusi agar Investasi Tetap Melejit di Papua Barat

 

Pendirian itu berdasarkan SK Mendikbud Ristek RI Nomor 281/E/O/2023 per tanggal 15 Maret 2023.

Legitimasi hukum tersebut membuat Unipa menjadi perguruan tinggi pertama di Tanah Papua yang menjalankan prodi magister linguistik.

"Alasan dasar pendirian program magister linguistik ini karena Papua itu kaya akan bahasa dan budaya," kata Hugo Warami.

Menurut dia, untuk mengeksplorasi kekayaan bahasa dan budaya Papua, dibutuhkan para ahli linguistik.

Terlebih, di tengah ancaman kian nyata tergerusnya bahasa dan budaya Papua di antara generasi muda.

Ia menyebut, para lulusan S2 linguistik memiliki prospek menjadi peneliti atau periset bahasa, sastra, tradisi lisan dan pengajaran yang andal.

Baca juga: 20 Mahasiswa Unipa Didanai USAID Magang di 4 Kementerian dan Desa Asimentris di Yogyakarta

Ahli linguistik sekaligus bisa terlibat menjadi pengambil kebijakan, khususnya untuk memecahkan masalah empiris humaniora di bidang penyelenggaraan pendidikan di Tanah Papua.

Untuk peminatan linguistik murni, menurut dia cocok bagi yang ingin menggeluti profesi sebagai peneliti atau dosen.

"Linguistik terapan itu untuk guru atau bagi mereka yang berkarya di bidang pengajaran," ujar Hugo Warami.

Ia mengungkapkan, peminatan linguistik antropologi berkelindan dengan lulusan sarjana non-bahasa.

"Seperti lulusan sarjana antropologi, komunikasi dan lainnya," ujarnya.

Baca juga: 40.000-an Anak Tak Sekolah dan Kekurangan Guru di Papua Barat, Ini Saran Akademisi Unipa ke Pemda

Ia membeberkan, setelah informasi pembukaan prodi S2 linguistik Unipa disebar, ada 17 orang yang mendaftar.

Setelah melalui proses seleksi administrasi dan lainnya, terjaring 12 orang mahasiswa magister linguistik Unipa angkatan pertama tahun akademik 2023/2024.

Mahasiswa S2 linguistik Unipa saat ini akan didampingi oleh delapan tenaga pengajar bergelar doktor.

Proses perkuliahan berlangsung selama empat semester atau dua tahun di gedung kuliah FSB Unipa, di Jalan Gunung Salju Amban, Manokwari, Papua Barat.

Kegiatan matrikulasi hari ini dibuka oleh Wakil Direktur Pascasarjana Universitas Papua Yafed Syufi.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved