Berita Bintuni

Soal Plafon dan Tembok RS Pratama Babo yang Rusak, Franky Mobilala: Faktor Cuaca Ekstrem

Saya pastikan bahwa kerusakan itu bukan kelalaian pihak kontraktor tapi karena faktor cuaca ekstrem

TribunPapuaBarat.com/Syahrul Refideso
DINKES - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat, Franky Mobilala diwawancarai media di ruang kerjanya, Kamis (3/7/2025) 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, BINTUNI - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Teluk Bintuni, Franky Mobilala, angkat bicara menanggapi beredarnya gambar (foto) yang memperlihatkan kerusakan bangunan Rumah Sakit Pratama Babo.

Gambar kerusakan plafon dan tembok retak di RS Pratama Babo tersebut sempat tersebar luas dan menuai berbagai tanggapan publik. 

Dalam keterangan resminya, Franky menjelaskan bahwa kerusakan plafon tersebut disebabkan oleh faktor cuaca ekstrem, yaitu angin kencang dan hujan deras.

"Saya pastikan bahwa kerusakan itu bukan kelalaian pihak kontraktor tapi karena faktor cuaca ekstrem, yakni angin kencang dan hujan deras," ujarnya kepada media di Bintuni, Kamis, (3/7/2025).

Baca juga: DPRK Teluk Bintuni Soroti Keterlambatan APBD 2025 Saat Rapat dengan OPD-OPD

Ia mengakui bahwa sebenarnya kerusakan pada RS Pratama Babo saat ini terjadi di luar masa pemeliharaan, namun pihak kontraktor sudah bersedia melakukan perbaikan.

"Meskipun masa pemeliharaan sudah selesai, tetapi Ini bentuk komitmen mereka (kontraktor) unutk menjaga nama baik,” ujarnya menjelaskan.

Ia juga menegaskan bahwa pembangunan RS Pratama Babo berada di bawah pengawasan Kejaksaan Tinggi Papua Barat, sehingga prosesnya berjalan sesuai standar dan tidak asal-asalan.

Franky mengimbau masyarakat agar tidak menilai hanya dari kerusakan kecil, tetapi melihat kehadiran rumah sakit secara menyeluruh sebagai bentuk pelayanan kesehatan yang lebih dekat dan cepat bagi masyarakat di wilayah pesisir Teluk Bintuni.

Ia menjelaskan bahwa tujuan kehadiran RS Pratama Babo adalah untuk memperpendek rujukan dari tujuh Puskesmas yang ada di wilayah sekitar.

RS Babo, kata Franky, hadir untuk memperpendek rujukan pasien di wilayah Tanah Merah, Kaitaro dan Kuri.

"Jika sebelumnya pasien harus menempuh perjalanan panjang hingga ke RSUD Bintuni dan terhambat ombak laut, kini pasien bisa langsung ditangani lebih cepat di Babo", ujarnya. 

Proyek Rp 50 Miliar 

Kesempatan tersebut, Franky juga menjelaskan tentang nilai proyek dan progres pembangunan RS Pratama Babo.

Ia mengatakan, bahwa total anggaran pembangunan RS Pratama Babo mencapai Rp 50 miliar yang digunakan untuk membangun empat gedung utama.

"Nilai Rp 50 miliar itu dipakai untuk bangun empat gedung, yakni gedung layanan utama dan UGD, gedung rawat inap (Irna), poliklinik spesialis, dan gedung penunjang biologi," ujarnya.

Dari total nilai tersebut, [Rp 50 miliar] sekitar Rp20 miliar juga digunakan untuk pengadaan alat kesehatan, genset, dan kebutuhan operasional lainnya.

Baca juga: Pemkab Teluk Bintuni Rencana Renovasi Pelabuhan Babo, Pemuda Irarutu: Kami Minta Baru

Pada tahap kedua, lanjut Franky, instalasi listrik dan sistem lainnya mulai difungsikan, dan proses uji coba sudah dilakukan.

Ia mengakui, bahwa peresmian RS Pratama Babo yang direncanakan pada 13 Juni 2025 sempat mengalami penundaan karena  masih dalam proses pelengkapan fasilitas.

"Namun kami pastikan, tahun ini RS Pratama Babo sudah bisa melayani masyarakat," katanya.

Kesempatan tersebut Franky mengajak masyarakat sekitar Babo untuk mendukung keberadaan rumah sakit ini dan tidak mudah terpengaruh isu yang menyesatkan.

"Saya mohon maaf jika dalam proses pembangunan ini masih ada kekurangan. Namun mari kita jaga dan dukung bersama. Yang sempurna hanya Tuhan, dan kekurangan adalah hal yang wajar dalam setiap pembangunan," tutupnya.

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved