Berita Bintuni

Puluhan Pelajar Asli 7 Suku Bintuni Dibekali Pembelajaran Matematika dengan Metode Gasing

Peningkatan kompetensi numerasi anak asli 7 suku yang digagas tim kerja pembantu Bupati bidang Pendidikan

|
TribunPapuaBarat.com/Syahrul Refideso
PELAJAR - Puluhan pelajar asli tujuh 7 Bintuni mengikuti pelatihan berhitung dengan metode Gasing, yang diselenggarakan Tim Kerja Pembantu Bupati Bidang Pendidikan, Senin (21/72025) 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, BINTUNI - Pelajar di Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat sebanyak 97 orang dibekali cara berhitung dengan metode Gampang, Asik dan Menyenangkan (Gasing).

Uniknya, 97 pelajar yang dibekali metode Gasing, merupakan anak-anak asli 7 (tujuh) suku di Teluk Bintuni.

Peningkatan kompetensi numerasi anak asli 7 suku yang digagas tim kerja pembantu Bupati bidang Pendidikan itu resmi dibuka Plt Sekda Bintuni, Frans Nikolas Awak Senin, (21/7/2025).

Sekretaris panitia pelaksana, Pastor Yohanes Belo Boli SVD, mengatakan bahwa metode Gasing merupakan metode pembelajaran matematika dengan langkah demi langkah yang membuat anak menguasai matematika dengan mudah.

"Pembekalan dijawwalkan berlangsung selama 17 hari ke depan di aula Women and Child Center (WCC) Kalikodok," ujarnya.

Ia menjelaskan, bahwa pembelajaran dalam metode Gasing, anak-anak lebih banyak diajak bermain dan bereksplorasi dengan alat peraga sehingga benar-benar terasa dan terbayang konsep yang ingin disampaikan.

"Yang abstrak selalu diawali dengan sesuatu yang konkrit, sehingga anak-anak dapat jauh lebih mudah mengerti dan mengaplikasikan konsep yang diajarkan," ujarnya.

Baca juga: Pemda Teluk Bintuni Resmikan Sekretariat Rumasatu, Ini Kata Ketua MRPB

Ia mengakui, bahwa metode Gasing yang diterapkan di Bintuni adalah metode yang dikembangkan dari sosok Profesor Yohanes Surya, dibawah naungan Yayasan Teknologi Indonesia Jaya. 

Pastor menyebut, peserta pelatihan ini berasal dari 48 sekolah, meliputi jenjang SD dan SMP dengan jumlah sebanyak 146 peserta.

Bahwa dari jumlah tersebut, 49 orang adalah guru pendamping, dan 97 siswa. 

“Semuanya anak-anak asli 7 suku yang berasal dari 17 distrik di Kabupaten Teluk Bintuni,” kata Yohanes Belo Boli, dalam laporannya. 

Plt Sekda Kabupaten Teluk Bintuni, Frans Awak mengatakan, bahwa hadirnya metode Gasing menandakan hadirnya era pembelajaran matematika modern. 

Baca juga: Musa Naa: Program Pendidikan Gratis Langkah Konkret Mencerdaskan Generasi Muda Papua 

Ia berharap program peningkatan numerasi melalui metode Gasing di Teluk Bintuni akan menjadi bekal anak-anak kita dalam menghadapi tantangan masa depan.

"Semoga metode ini tidak hanya meningkatkan ketrampilan dan kemampuan siswa dalam berhitung, tapi menjadi bekal bagi generasi Sisar Matiti dalam menghadapi transpformasi digital, sains dan teknologi,” ungkap Frans Awak. 

Kepada para guru yang terlibat sebagai peserta, Frans Awak berharap ilmu yang diperoleh, menjadi titik awal peningkatan kualitas pembelajaran matematika yang lebih tajam, adaptif dan lebih progresif untuk dibawa pulang dan diajarkan di sekolah-sekolah. 

“Kiranya metode Gasing ini menjadi salah satu upaya kita bersama untuk mewujudkan masyarakat Teluk Bintuni yang Sehat, Energik, Religius dan Andal menuju Teluk Bintuni Smart dan Inovatif,” kata Sekda Frans Awak.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved