Pasien Anak di RSUD Fakfak

Puskesmas Fakfak Tengah Bantah Lemahnya Faskes I Picu Lonjakan Pasien RSUD

Puskesmas Fakfak Tengah tetap beroperasi penuh, khususnya untuk ruang bersalin dan ruang tindakan yang dibuka 24 jam

Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Hans Arnold Kapisa
TribunPapuaBarat.com/Aldi Bimantara
KEPALA PUSKESMAS - Kepala Puskesmas Fakfak Tengah, La Djoni diwawancaraiTribunPapuaBarat.com, Senin (24/11/2025). Ia membantah tudingan lemahnya Fasilitas Kesehatan (Faskes) Tingkat I dalam melayani pasien yang mengakibatkan lonjakan pasien di UGD RSUD Fakfak. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, FAKFAK - Kepala Puskesmas Fakfak Tengah, La Djoni, menegaskan komitmen dalam memberikan pelayanan kesehatan 24 jam.

Ia juga membantah tudingan lemahnya fasilitas kesehatan tingkat pertama (Faskes I) yang disebut-sebut memicu lonjakan pasien di Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Fakfak, Papua Barat.

Menurutnya, Distrik Fakfak Tengah yang terdiri atas 13 kampung dan 1 kelurahan belum memiliki Puskesmas pembantu.

Meski begitu, Puskesmas Fakfak Tengah tetap beroperasi penuh, khususnya untuk ruang bersalin dan ruang tindakan yang dibuka 24 jam.

“Puskesmas kami bukan rawat inap, tetapi pelayanan bersalin dan tindakan tetap berjalan 24 jam,” jelas La Djoni, di Fakfak, Senin (24/11/2025).

Baca juga: BREAKING NEWS: RSUD Fakfak Alami Lonjakan Pasien Anak, Sebagian Dipulangkan 

Ia menambahkan, visi misi Bupati Fakfak di sektor kesehatan menjadi perhatian serius seluruh jajaran.

"Prinsipnya, masyarakat yang sakit tidak boleh menahan diri di rumah, melainkan segera mencari pelayanan kesehatan di Puskesmas atau RSUD," ujarnya.

La Djoni mengakui, membludaknya pasien di UGD RSUD Fakfak salah satunya disebabkan minimnya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat.

“Harus ada juknis yang jelas agar masyarakat tahu prosedur ketika ingin berobat. Kami juga sudah menyiapkan SOP standar agar masyarakat paham,” ujarnya.

Baca juga: Manajemen RSUD Fakfak Ungkap Penyebab UGD Kewalahan Hadapi Lonjakan Pasien

Ia menjelaskan, banyak warga yang langsung menuju rumah sakit tanpa terlebih dahulu memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat.

Padahal, kata La Djoni, sesuai prosedur, pasien sebaiknya datang ke Puskesmas terlebih dahulu, lalu dirujuk ke rumah sakit jika memang diperlukan.

“Tahap terakhir di Puskesmas adalah rujukan. Kalau kami tidak bisa tangani, baru pasien dibawa ke rumah sakit,” tegasnya.

La Djoni berharap masyarakat, baik yang sudah memiliki BPJS maupun belum, dapat memanfaatkan layanan Puskesmas sebelum ke RSUD.

Ia juga mendorong Dinas Kesehatan, pihak rumah sakit, dan Puskesmas di berbagai distrik untuk duduk bersama mencari solusi atas persoalan ini.

“Masalah kesehatan adalah hal vital yang harus diutamakan. Kami di Puskesmas Fakfak Tengah bekerja 24 jam, baik di dalam maupun luar gedung. Yang penting, pemahaman utuh harus diberikan kepada masyarakat,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved