Cegah Stunting Mulai dari Kesehatan Ibu dan Bayi, Begini Anjuran dari Dinkes Papua Barat

Cegah Stunting Mulai dari Kesehatan Ibu dan Bayi, Begini Anjuran dari Dinkes Papua Barat

Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Jefri Susetio
TribunPapuaBarat.com
STUNTING - Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, Bakhtiar menganjurkan para ibu untuk memperhatikan kesehatannya dan bayi untuk mencegah stunting. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, Bakhtiar mengatakan, stunting bisa dicegah dengan memperhatikan kesehatan ibu dan bayi.

Karena itu, perlu diperhatikan nutrisi saat ibu hamil.

"Dimulai sejak remaja hingga nanti dia hamil, lalu melahirkan, bayi hingga usia pendidikan dasar," urai Bakhtiar, Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat kepada TribunPapuaBarat.com, Senin (18/7/2022).

Bakhtiar menganjurkan para ibu hamil untuk rutin melakukan kunjungan ke pelayanan antenatal.

"Layanan kita sudah berstandar kabupaten/kota kok. Sudah disediakan semua logistiknya," tambah Bakhtiar.

Baca juga: Catatan Stunting di Papua Barat, Ada Penurunan di 2021, Kemendagri Beri Penghargaan

Baca juga: Istri Tito Karnavian Berbagi Langkah Praktis Kurangi Stunting di Papua Barat

Melansir dari dokumen profil kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat tahun 2018 , pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan). 

Dan kebidanan, dokter umum dan bidan kepada ibu hamil selama masa kehamilannya. Fokus pelayanan antenatal adalah kegiatan promotif dan preventif.

Sesuai standar, paling sedikit ibu hamil wajib melakukan empat kali
kunjungan.

"Sekali pada trisemester pertama, sekali pada trisemester kedua. Tiga bulan terakhir atau trisemester ketiga ini yang harus dijaga, jadi harus dua kali kunjungan," katanya.

Semua upaya ini dilakukan mengingat prevalensi stunting Papua Barat 2022 berkisar 26,2 persen dari 13 kabupaten dan kota.

Enam di antaranya memiliki prevalensi stunting di atas 30 persen.

Angka tersebut tergolong tinggi jika dibandingkan rata-rata nasional yaitu 22,4 persen.

Hubungan Kesehatan Ibu dan Bayi dengan Stunting

Melansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.

Akibatnya terjadi gangguan pertumbuhan pada anak, yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Stunting dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya pola asuh yang kurang baik dalam praktik pemberian makan bagi bayi dan balita.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved