Sambil Bercanda, Paulus Waterpauw Ingatkan Perempuan Papua Tidak Nikah Muda

Paulus mensosialisasikan tidak menikah muda sambil bercanda. Canda itu ditanggapi tawa ibu-ibu yang hadir.

Penulis: R Julaini | Editor: Haryanto
TRIBUNPAPUABARAT.COM/RACHMAT R JULAINI
MENARI - Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw menari saat disambut di Posyandu Melati, Kelurahan Padarni, Manokwari, Rabu (10/5/2023) sore. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Ada yang unik kala Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw mensosialisasikan tidak menikah muda kepada perempuan Papua.

Paulus Waterpauw mensosialisasikan itu di hadapan masyarakat di Kelurahan Padarni, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, Rabu (10/5/2023) sore.

Paulus mensosialisasikan tidak menikah muda sambil bercanda. Canda itu ditanggapi tawa ibu-ibu yang hadir.

"Jangan sampai ya, yang nikah muda ini setelah punya anak dititipkan ke neneknya (orang tuanya). Sambil bilang ini harta untuk nenek biar nenek yang bimbing dan besarkan," ujarnya.

Baca juga: Turunkan Stunting, BKKBN Papua Barat Minta Komitmen Forkopimda Jadi Orang Tua Asuh

Nada bercanda yang sama disampaikan Paulus Waterpauw untuk mengingatkan agar orang tua tidak melulu melahirkan anak.

Paulus mengingatkan orang tua perlu mempertimbangkan jangka waktu kelahiran seorang anak.

"Jangan setiap tahun hajar terus. Kasihlah periode waktu. Karena periode waktu itu penting," katanya mengingatkan.

Baca juga: Kasus Stunting Tinggi, Pemkab Manokwari Upayakan Dapur Gizi hingga Bapak Asuh

Menurutnya, pentingnya periode waktu kelahiran diperlukan agar anak yang lahir pertama mendapatkan bimbingan yang cukup.

Ketika anak pertama mendapatkan pendidikan atau bimbingan cukup, Paulus menilai, ia akan mengerti bagaimana menjadi kakak ketika adiknya nanti lahir.

"Karena kadang anak pertama itu kurang bisa terima dengan kehadiran adik-adiknya. Saya kebetulan anak pertama," ungkapnya.

Baca juga: Tekan Stunting, PUPR Papua Barat Fokus Perbaiki Sanitasi dan SPAM, Terbanyak di Pegaf dan Mansel

Paulus menyatakan memilih untuk tidak menikah muda dan termasuk tidak selalu melahirkan adalah satu upaya untuk mencegah terjadinya kemiskinan ekstrem dan stunting.

Dalam mencegah stunting khususnya, ia meminta ibu hamil tidak takut untuk memeriksakan diri di Posyandu.

Paulus juga mengingatkan anak dalam usia lima tahun awal perlu mendapatkan gizi yang cukup.

"Kalau cuma kasih minum air putih, kasih kerupuk, kasih chiki (makanan ringan) memang anak suka. Tapi akan mempengaruhi pertumbuhan anak ke depan," pungkasnya.

(*)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved