Kisah Arnold Ergor dan Yosefina Mambrasar di Manokwari, Tebar Ilmu Daur Ulang Sampah
Yosefina Mambrasar kerap menerima sumbangan sampah plastik, khususnya botol plastik dari anak-anak sekitar yang secara sukarela memungutnya
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Selain ia dan keluarganya berseliweran di sekitar lingkungan untuk mengumpulkan sampah plastik.
Ia pun kerap menerima sumbangan sampah plastik, khususnya botol plastik dari anak-anak sekitar yang secara sukarela memungutnya di pinggir jalan.
"Jadi anak-anak kecil yang biasa kumpul dan kasih di tong," kata Yosefina Mambrasar.
Baca juga: Kisah Alex Tahan Malu dari Wisatawan Denmark karena Sampah di Teluk Doreri Manokwari
Ia berharap, usaha daur ulang sampah mereka semakin berkembang.
Dengan begitu, ia pun dapat berbagi pendapatan bagi para pemasok sampah plastik kepada mereka.
"Selama ini kan, dong kasih tong botol plastik, tapi sukarela saja begitu. Tong belum bisa kasih imbalan apa-apa," tutur ibu lima anak itu.
Diwartakan TribunPapuaBarat.com sebelumnya, Arnold Ergor menceritakan, sepak mula usaha daur sampah ketika masih menjadi karyawan PT Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.
Saat itu, kata dia, lingkungan tempat tinggalnya jadi langganan banjir. Salah satu penyebabnya yaitu sampah yang menutup sistem drainase.
Pria berusia 47 tahun, itupun sadar kalau limbah anorganik yang banyak dihasilkan oleh PT Freeport yaitu ban dan drum bekas.
“Padahal ban yang tong kasih biar saja di lingkungan, malah jadi sarangnya jentik nyamuk,” ungkap ayah lima anak itu.
Baca juga: Pemkab Manokwari Bakal Identifikasi Ulang Potensi PAD, Khususnya Perda Retribusi Sampah
Alhasil, mulai Maret 2017, Arnold bersama empat orang rekannya yang kala itu sedang mencari pekerjaan, mengubah ban dan drum bekas menjadi kursi.
Departemen Social dan Local Development (SLD) PT Freeport, pun melirik usaha ramah lingkungan besutan Arnold dan kawan-kawan.
Mereka bergabung di rumah kreasi bersama yang memfasilitasi promosi dan jual-beli produk daur ulang sampah anorganik milik Arnold.
Dua tahun berselang, Arnold minta berhenti bekerja di perusahaan tambang terkemuka di dunia itu, setelah 23 tahun mengabdi sebagai karyawan.
Ia lalu kembali ke Manokwari, berkumpul bersama istri dan anaknya di rumah mereka yang beralamat di Jalan Litbang-Anggori, Manokwari, Papua Barat.
BREAKING NEWS - Ricuh di Jalan Yos Sudarso Manokwari, 1 Orang Dikabarkan Meninggal |
![]() |
---|
Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat, Septi Meidodga Beberkan Strategi Pemkab Manokwari |
![]() |
---|
Langkahi DPRK, Solidaritas Mahasiswa Minta Bupati Manokwari Cabut Rekomendasi Distributor Miras |
![]() |
---|
Hadiri Rapat Paripurna DPRK, Hermus Indou Janji Benahi Tata Kelola Keuangan Pemda Manokwari |
![]() |
---|
Solidaritas Mahasiswa Tolak Tawaran Duit saat Demo Ranperda Miras di DPRK Manokwari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.