Kisah Arnold Ergor dan Yosefina Mambrasar di Manokwari, Tebar Ilmu Daur Ulang Sampah
Yosefina Mambrasar kerap menerima sumbangan sampah plastik, khususnya botol plastik dari anak-anak sekitar yang secara sukarela memungutnya
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Tarsisius Sutomonaio
“Sebenarnya di tahun 2017, istri dan anak-anak di Manokwari juga ikut daur ulang sampah. Tapi, masih sebatas untuk dalam keluarga saja,” kata Arnold Ergor.
Ia menyebut, usaha daur ulang sampah yang mempraktikkan ekonomi sirkular, tersebut mulai merambah pasar yang lebih luas di Manokwari pada tahun 2021.
Baca juga: Viral Pesisir Pulau Lemon Manokwari Papua Barat Jadi Lautan Sampah
Aksi promosi lewat media sosial pribadi seperti Facebook dan WhatsApp, membuat pesanan mulai berdatangan.
Satu set furnitur dari sampah yang terdiri dari dua kursi dan satu meja, dibanderol harga Rp 1,3 juta.
Kursi yang berbahan dasar susunan 36 botol plastik sekali pakai (ukuran standar diameter 40 m), itu diakui Arnold mampu manahan beban 90 kg dan tahan hingga satu tahun.
Keterampilan membuat kursi dan meja dari sampah, itu dipelajari Arnold kala jadi siswa jurusan fabrikasi logasm di STM Siwalima Langgur, Tual, Maluku Tenggara.
“Dari pengalaman itu tambah tong juga belajar lagi dari Youtube, akhirnya bisa bikin lebih banyak kreasi dari sampah,” kata Arnold Ergor.
BREAKING NEWS - Ricuh di Jalan Yos Sudarso Manokwari, 1 Orang Dikabarkan Meninggal |
![]() |
---|
Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat, Septi Meidodga Beberkan Strategi Pemkab Manokwari |
![]() |
---|
Langkahi DPRK, Solidaritas Mahasiswa Minta Bupati Manokwari Cabut Rekomendasi Distributor Miras |
![]() |
---|
Hadiri Rapat Paripurna DPRK, Hermus Indou Janji Benahi Tata Kelola Keuangan Pemda Manokwari |
![]() |
---|
Solidaritas Mahasiswa Tolak Tawaran Duit saat Demo Ranperda Miras di DPRK Manokwari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.