Kisah Sukses Nur Hidayah Hafid Jadi Pengusaha Air Minum, Sempat Ditolak Warga Fakfak 

"Mulanya kami sempat mengalami beberapa kali penolakan dari toko-toko atau warga yang kami coba temui," kata Nur Hidayah Hafid

TribunPapuaBarat.com/Aldi Bimantara
SOSOK - Nur Hidayah Hafid bersama sang suami, Amiruddin, yang sukses merintis usaha air minum di Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Dulu, mereka sempat mendapatkan penolakan tetapi tetap gigih berjuang, Jumat (5/1/2024).  

Pada mulanya, Nur Hidayah Hafid dan suami baru memproduksi air galon dan air gelas 220 ml. 

"Kami coba dengan 2 produk itu dulu, pada saat itu BPOM sempat menegur kami karena air galonnya belum memperoleh ijin edar," ujarnya. 

Untuk memenuhi prosedural perizinan, ia harus berangkat ke Manokwari untuk mengikuti serangkaian pelatihan guna mendapatkan izin BPOM. 

"Waktu itu saya sendiri ke Manokwari sampai 2 kali berangkat dan belajar dari BPOM di sana," katanya.

Baca juga: Dinas PUPR Papua Barat Ungkap Kendala Bangun Jaringan Pipa Air Minum di Fakfak

Meski menghadapi beberapa kendala karena ia tak paham sama sekali dengan perizinan, setelah dibimbing dari BPOM, Nur Hidayah Hafid akhirnya mendapatkan izin tersebut. 

Seiring waktu, Air Minum HK mulai mendapatkan perhatian dan minat dari warga khususnya pelanggan di Kabupaten Fakfak

"Alhamdulillah sesuai namanya HK yang berarti Hikma, kami percaya ada hikmah di setiap peristiwa, bersusah-susah dahulu baru bersenang-senang kemudian," ujar Nur Hidayah Hafid.

Benih perjuangan yang dilaluinya saat di awal, setelah beberapa tahun berjalan, mulai menampakkan titik terang kesuksesan. 

"Kami yang dulu belum punya karyawan dan hanya dibantu satu saudara dari kampung kini sekarang sudah punya sekira 10 karyawan," ujarnya. 

Selalu ingin membawa berkah bagi orang lain, Nur Hidayah Hafid sekarang mempekerjakan anak-anak Papua asli Fakfak pada tempat usahanya di Kampung Unipokpok.

"Mereka yang bekerja sama saya ini dari anak-anak negeri (Fakfak), yang kalau saya lihat kalau tidak musim panen Pala maka mereka tidak bekerja, makanya saya rekrut," katanya.

Baca juga: PUPR Papua Barat Fokus Penyediaan Air Minum dan Sanitasi pada 2023, Bantu Tangani Stunting

Usaha yang dijalankan Nur Hidayah dan suami yang mulanya hanya memiliki 2 produk, kini HK telah memiliki beberapa produk mulai dari galon, air gelas 220 ml, air botol 330 ml, 600 ml, dan 1.500 ml. 

Omzet Sampai Rp 40 Juta per Minggu

Masih ingat betul dibenak Nur Hidayah dan suami tatkala awal merintis usaha Air Minum HK. 

Setelah berkeliling dengan bersusah payah untuk menawarkan produk air minum ke toko-toko, mereka maksimal hanya memperoleh penghasilan Rp 500.000 per minggu. 

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved