Hari Ini, Mahkamah Konstitusi Sidangkan Sengketa Hasil Pilkada Papua Pegunungan
Sidang ini menjadi peluang pemohon untuk menghadirkan bukti kecurangan atau pelanggaran dalam proses pilkada 2024.
TRIBUNPAPUABARAT.COM - Mahkamah Konstitusi (MK) melanjutkan sidang sengketa hasil pilkada 2024, Rabu (12/2/2025).
Sidang hari ini terbagi dalam tiga panel untuk menangani kasus dari berbagai daerah.
Satu di antara perkara yang disidangkan pada Rabu ini adalah sengketa hasil pilkada Papua Pegunungan.
Pemilihan gubernur Papua Pegunungan melibatkan pasangan Befa Yigibalom-Natan Pahabol dan John Tabo-Ones Pahabol.
Berdasarkan pleno KPU Papua Pegunungan pada 15 Desember 2024, pasangan calon (paslon) John-Ones unggul dengan perolehan 720.925 suara.
Paslon Befa-Natal yang meraih 564.280 suara mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi.
Baca juga: Mahkamah Konstitusi Tolak Gugatan Perkara 188 Perselisihan Pilkada Fakfak
Berikut tiga panel sidang sengketa hasil pilkada 2024 pada Rabu (12/2/2025):
Panel I menangani sengketa di Kabupaten Empat Lawang dan Kabupaten Aten Bengkulu Selatan.
Panel II membahas kasus di Kabupaten Banggai serta Provinsi Papua Pegunungan.
Panel III mengurus sengketa di Kabupaten Halmahera Utara dan Kabupaten Buru.
Dalam pembacaan putusan dismissal, MK melanjutkan 40 perkara ke tahap pembuktian.
Jumlah itu jauh lebih sedikit dari 310 permohonan kasus yang masuk ke Mahkamah Konstitusi.
Empat puluh perkara itu terdiri dari 3 kasus pemilihan gubernur, 3 kasus pemilihan wali kota, dan 34 kasus pemilihan bupati.
Baca juga: Mahkamah Konstitusi Majukan Jadwal Pembacaan Putusan Akhir Sidang Sengketa Hasil Pilkada 2024
Sidang pembuktian dijadwalkan berlangsung pada 7–17 Februari 2025.
5 Orang Tewas Akibat Serangan KKB di Yahukimo Papua Pegunungan |
![]() |
---|
Masyarakat Adat Alua-Marian dan Siep-Elosak Tolak 52 Kantor Pemerintah di Tanah Adat Wasalma |
![]() |
---|
MK Tolak Gugatan Tim Benhur Tomi Mano, Mathius Fakhiri Gubernur Terpilih Papua |
![]() |
---|
BKD Papua Pegunungan Sulit Temukan Lokasi untuk Seleksi CPNS |
![]() |
---|
Arianto Kogoya: Pembangunan 2200 Rumah di Papua Pegunungan Harus Libatkan Pengusaha dan Warga Lokal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.